Friday 20 February 2015

Dampak Polusi Udara Polusi udara berasal dari berbagai sumber, dengan hasil pembakaran bahan bakar fosil merupakan sumber utama. Contoh sederhana adalah pembakaran mesin diesel yang dapat menghasilkan partikulat (PM), nitrogen oksida, dan precursor ozon yang semuanya merupakan polutan berbahaya. Polutan yang ada diudara dapat berupa gas (misal SO2, NOx, CO, Volatile Organic Compounds) ataupun partikulat. Polutan berupa partikulat tersuspensi, disebut juga PM (Particulate Matter) merupakan salah satu komponen penting terkait dengan pengaruhnya terhadap kesehatan. PM dapat diklasifikasikan menjadi 3; yaitu coarse PM (PM kasar atau PM2,5-10) berukuran 2,5-10 ƒÊm, bersumber dari abrasi tanah, debu jalan (debu dari ban atau kampas rem), ataupun akibat agregasi partikel sisa pembakaran. Partikel seukuran ini dapat masuk dan terdeposit di saluran pernapasan utama pada paru (trakheobronkial); sedangkan fine PM (<2,5 ƒÊm) dan ultrafine (<0,1 ƒÊm) berasal dari pembakaran bahan bakar fosil dan dapat dengan mudah terdeposit dalam unit terkecil saluran napas (alveoli) bahkan dapat masuk ke sirkulasi darah sistemik. Klasifikasi berdasar ukuran ini juga terkait dengan akibat buruk partikel tersebut terhadap kesehatan sehingga WHO dan juga US Environmental Protection Agency menetapkan standar PM dan polutan lain untuk digunakan sebagai dasar referensi (Tabel 1). Tabel 1. Standar polutan udara menurut EPA Pollutan Waktu PM10 (ƒÊg/m3) 150 (/24jam) 50 (/tahun) PM2,5 (ƒÊg/m3) 65 (/24 jam) 15 (/tahun) Ozone (ppm) 0.12 (/1jam) 0.08 (/8 jam) NO2 (ppm) 0.053 (/tahun) SO2 (ppm) 0.14 (/24 jam) 0.03 (/tahun) Efek yang ditimbulkan oleh polutan tergantung dari besarnya pajanan (terkait dosis/kadarnya di udara dan lama/waktu pajanan) dan juga faktor kerentanan host (individu) yang bersangkutan (misal: efek buruk lebih mudah terjadi pada anak, individu pengidap penyakit jantung-pembuluh darah dan pernapasan, serta penderita diabetes melitus). Pajanan polutan udara dapat mengenai bagian tubuh manapun, dan tidak terbatas pada inhalasi ke saluran pernapasan saja. Sebagai contoh, pengaruh polutan udara juga dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan mata. Namun demikian, sebagian besar penelitian polusi udara terfokus pada efek akibat inhalasi/terhirup melalui saluran pernapasan mengingat saluran napas merupakan pintu utama masuknya polutan udara kedalam tubuh. Selain faktor zat aktif yang dibawa oleh polutan tersebut, ukuran polutan juga menentukan lokasi anatomis terjadinya deposit polutan dan juga efeknya terhadap jaringan sekitar. Fine PM (<1 ƒÊm) dapat dengan mudah terserap masuk ke pembuluh darah sistemik. Indikator akibat pajanan jangka pendek dan jangka panjang polutan terhadap kesehatan dapat dilihat pada Tabel 2. Berikut ini beberapa mekanisme biologis bagaimana polutan udara mencetuskan gejala penyakit: Timbulnya reaksi radang/inflamasi pada paru, misalnya akibat PM atau ozon. Terbentuknya radikal bebas/stres oksidatif, misalnya PAH(polyaromatic hydrocarbons). Modifikasi ikatan kovalen terhadap protein penting intraselular seperti enzim-enzim yang bekerja dalam tubuh. Komponen biologis yang menginduksi inflamasi/peradangan dan gangguan system imunitas tubuh, misalnya golongan glukan dan endotoksin. Stimulasi sistem saraf otonom dan nosioreseptor yang mengatur kerja jantung dan saluran napas. Efek adjuvant (tidak secara langsung mengaktifkan sistem imun) terhadap sistem imunitas tubuh, misalnya logam golongan transisi dan DEP/diesel exhaust particulate. Efek procoagulant yang dapat menggangu sirkulasi darah dan memudahkan penyebaran polutan ke seluruh tubuh, misalnya ultrafine PM. Menurunkan sistem pertahanan tubuh normal (misal: dengan menekan fungsi alveolar makrofag pada paru). Tabel 2. Pengaruh polusi udara terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang Pajanan jangka pendek - Perawatan di rumah sakit, kunjungan ke Unit Gawat Darurat atau kunjungan rutin dokter, akibat penyakit yang terkait dengan respirasi (pernapasan) dan kardiovaskular. - Berkurangnya aktivitas harian akibat sakit - Jumlah absensi (pekerjaan ataupun sekolah) - Gejala akut (batuk, sesak, infeksi saluran pernapasan) - Perubahan fisiologis (seperti fungsi paru dan tekanan darah) Pajanan jangka panjang - Kematian akibat penyakit respirasi/pernapasan dan kardiovaskular - Meningkatnya Insiden dan prevalensi penyakit paru kronik (asma, penyakit paru osbtruktif kronis) - Gangguan pertumbuhan dan perkembangan janin - Kanker Sumber: WHO dan ATS (American Thoracic Society) 2005 1. Dampak Terhadap Manusia Secara umum efek pencemaran udara terhadap saluran pernafasan dapat menyebabkan terjadinya: 1. Iritasi pada saluran pernafasan. Hal ini dapat menyebabkan pergerakan silia menjadi lambat, bahkan dapat terhenti sehingga tidak dapat membersihkan saluran pernafasan. 2. Peningkatan produksi lendir akibat iritasi oleh bahan pencemar. 3. Produksi lendir dapat menyebabkan penyempitan saluran pernafasan. 4. Rusaknya sel pembunuh bakteri di saluran pernafasan. 5. Pembengkakan saluran pernafasan dan merangsang pertumbuhan sel, sehingga saluran pernafasan menjadi menyempit. 6. Lepasnya silia dan lapisan sel selaput lendir. 2. Dampak Terhadap Tumbuhan Menurunnya kecepatan pertumbuhan dan berkurangnya produktivitas. Untuk menentukan dampak dari satu polutan terhadap tanaman sulit dilakukan dan kerusakan tanaman mungkin disebabkan oleh campuran dari beberapa polutan. konsentrasi O3 dan SO2 yang tinggi telah menunjukkan kerusakan spesies tanaman Ozon dapat mengganggu fungsi stomata dan kemudian merusak keseimbangan kelembaban. 3. Dampak Terhadap Bangunan Dampak pencemaran udara terhadap bangunan dan bahan-bahan adalah korosi, pelapukan, dan pengotoran. Polutan SO2 memiliki daya rusak yang tinggi pada bangunan dan bahan-bahan yaitu korosi. Proses korosi ditentukan pula oleh parameter meteorologi seperti kelembaban relatif, temperatur, dan presipitasi. Selain itu, efek sinergi dari beberapa polutan yaitu SO2, NO2, dan O3 semakin menambah intensitas korosi. Pada bahan-bahan yang mengandung seng dan tembaga, jika lapisan pelindung korosinya terkelupas akan mempercepat kerusakan bahan-bahan tersebut. Sedangkan batu yang digunakan untuk bangunan seperti batu kapur dan marmer sangat rentan terhadap deposisi SO2. Pada bahan-bahan organik seperti karet dan cat, kerusakan umumnya diasosiasikan dengan polutan ozon plus faktor temperatur dan radiasi matahari. Beberapa bangunan dan monumen bersejarah dibangun dengan bahan-bahan yang sensitif terhadap korosi. 4. Dampak Terhadap Pemanasan Global Pemanasan global merupakan peningkatan secara gradual dari suhu permukaan Bumi yang sebagian disebabkan oleh emisi dari zat-zat pencemar seperti karbondioksida (CO2), metana (CH4) dan oksida nitrat (N2O). Karbondioksida dan zat pencemar lainnya berkumpul di atmosfer membentuk lapisan yangtebal sehingga memantulkan panas matahari kembali ke permukaan bumu dan menyebabkan pemanasan planet. Pemanasan global menimbulkan dampak negatif, seperti: • Peningkatan permukaan laut yang disebabkan oleh mencairnya gunung es akan menimbulkan banjir di sekitar pantai • Rusaknya habitat seperti barisan batu karang dan pegunungan alpen dapat menyebabkan hilangnya berbagai hayati di wilayah tersebut; · Naiknya temperature permukaan air laut akan menjadi pemicu terjadinya badai terutama di bagian tenggara atlantik Peningkatan suhu rata-rata bumi · Pencairan es di kutub · Perubahan iklim regional dan global · Perubahan siklus hidup flora dan fauna 5. Dampak Terhadap Lingkungan a. Hujan asam pH biasa air hujan adalah 5,6 karena adanya CO2 di atmosfer. Pencemar udara seperti SO2 dan NO2 bereaksi dengan air hujan membentuk asam dan menurunkan pH air hujan. Dampak dari hujan asam ini antara lain: Mempengaruhi kualitas air permukaan Merusak tanaman Melarutkan logam-logam berat yang terdapat dalam tanah sehingga memengaruhi kualitas air tanah dan air permukaan Bersifat korosif sehingga merusak material dan bangunan b. Asbut Asbut adalah singkatan dari asap dan kabut, diadaptasi dari bahasa Inggris smog (smoke and fog). Asbut menurut penyebabnya terdapat 2 jenis, yaitu asbut industri dan asbut fotokimia. Dampak dari Asbut adalah: · Menghambat berbagai aktivitas manusia · Mengganggu pernafasan, dapat menyebabkan kematian

No comments:

Post a Comment